1.1 Definisi Pengambilan Keputusan
Keputusan
adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal itu berkaitan dengan jawaban
atas pertanyaan – pertanyaan mengenai ‘apa yang harus dilakukan’ dan seterusnya mengenai unsur - unsur perencanaan.
Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil
proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternative yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah
yang dihadapinya.
Keputusan itu
sendiri merupakan unsure kegiatan yang sangat vital. Jiwa kepemimpinan
seseorang itu dapat diketahui dari kemampuan mengatasi masalah dan mengambil keputusan yang tepat.
Keputusan yang tepat adalah keputusan yang berbobotdan dapat diterima bawahan.
Ini biasanya merupakan keseimbangan antara disiplin yangharus ditegakkan dan
sikap manusiawi terhadap bawahan. Keputusan yang demikian ini juga
dinamakan keputusan yang mendasarkan diri pada human relations.Setelah pengertian keputusan disampaikan, kiranya
perlu pula diikuti dengan pengertian tentang “pengambilan
keputusan”. Ada beberapa definisi tentang pengambilankeputusan, dalam hal ini
arti pengambilan keputusan sama dengan pembuatan keputusan,misalnya Terry,
definisi pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku daridua
alternatif atau lebih ( tindakan pimpinan untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapidalam organisasi yang dipimpinnya
dengan melalui pemilihan satu diantara alternatif-alternatif yang
dimungkinkan). Ada beberapa teori yang paling sering digunakan dalam mengambil kebijakan
yaitu :
1. Teori Rasional Komprehensif
Ada beberapa ahli antara lain Charles
Lindblom , 1965 (Ahli Ekonomi dan Matematika) yang menyatakan bahwa
pengambilan keputusan itu sebenarnya tidak berhadapan dengan masalah-masalah
yang konkrit akan tetapi mereka seringkali mengambil keputusan yang kurang
tepat terhadap akar permasalahan.
Teori rasional komprehensif ini menuntut hal-hal
yang tidak rasional dalam diri pengambil keputusan. Asumsinya adalah seorang
pengambil keputusan memiliki cukup informasi mengenahi berbagai alternatif
sehingga mampu meramalkan secara tepat akibat-akibat dari pilihan
alternatif yang ada, serta memperhitungkan asas biaya manfaatnya.dan
mempertimbangkan banyak masalah yang saling berkaitan
Pengambil keputusan sering kali memiliki konflik
kepentingan antara nilai-nilai sendiri dengan nilai-nilai yang diyakini oleh
masyarakat. Karena teori ini mengasumsikan bahwa fakta-2 dan nilai-nilai yang
ada dapat dibedakan dengan mudah, akan tetapi kenyataannya sulit membedakan
antara fakta dilapangan dengan nilai-nilai yang ada.
2. Teori Inkremental
Teori ini dalam mengambil keputusan dengan cara
menghindari banyak masalah yang harus dipertimbangkan dan merupakan madel yang
sering ditempuh oleh pejabat-pejabat pemerintah dalam mengambail
keputusan.
Karena diambil berdasarkan berbagai analisis maka
sangat tepat diterapkan bagi negara-negara yang memiliki struktur mejemuk.
Keputusan dan kebijakan diambil dengan dasar saling percaya diantara berbagai
pihak sehingga secara politis lebih aman. Kondisi yang realistik diberbagi
negara bahwa dalam menagmbil keputusan/kebijakan para pengambil keputusan
dihadapkan pada situasi kurang baik seperti kurang cukup waktu, kurang
pengalaman, dan kurangnya sumber-sumber lain yang dipakai untuk analsis
secara komprehensif.
3. Teori Pengamatan Terpadu
Beberapa kelemahan tersebut menjadi dasar konsep
baru yaitu seperti yang dikemukakan oleh ahli sosiologi organisasi Aitai
Etzioni yaitu pengamatan terpadu (Mixid Scaning) sebagai suatu pendektan
untuk mengambil keputusan baik yang bersifat fundamental maupun inkremental.
Keputusan-keputusan inkremental memberikan arahan dasar dan melapangkan jalan
bagi keputusan-keputusan fundamental sesudah keputusan-keputusan itu tercapai.
Model pengamatan terpadu menurut Etzioni akan
memungkinkan para pembuat keputusan menggunakan teori rasional komprehensif dan
teori inkremental pada situasi yang berbeda-beda.
Model pengamatan terpadu ini pada hakikatnya
merupakan pendekatan kompromi yang menggabungkan pemanfaatan model rasional
komprehensif dan model inkremental dalam proses pengambilan keputusan.
Latar
Belakang Pengambilan Keputusan :
Setiap organisasi, baik dalam sekala besat maupun
kecil, dapat terjadi perubahan – perubahan kondisi yang dipengaruhi oleh
factor – factor lingkungan eksternal dan internal organisasi. Dalam menghadapi
perkembangan dan perubahanyang terjadi maka
diperlukan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. Proses pengambilan
keputusan yang cepat dan tepat dilakukan agar roda organisasi
besertaadministrasi dapat berjalan terus dengan lancar.
1.2
Jenis Pengambilan Keputusan
·
Keputusan terprogram
Keputusan
terprogram adalah suatu berkaitan dengan persoalan yang sudah diketahui
sebelumnya, keputusan ini menggunakan teknik dan standar tertentu dalam
menangani urusan rutin dan dapat diprogram secara otomatis. Keputusan
terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pada manjemen tingkat bawah.
Contoh : keputusan pemesanan barang,
keputusan penagihan piutang, dan lain-lain.
·
Keputusan tidak terprogram
Keputusan
tidak terprogram adalah persoalan baru (tidak diketahui sebelumnya), parameter
rumit (tidak tersedia), mengandalkan intuisi dan pengalaman, tidak
melibatkan permasalahan rutin yang memerlukan solusi secara rinci pada situasi
yang ada.
keputusan
yang tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini
terjadi di manajemen tingkat atas.Informasi untuk pengambilan keputusan tidak
terstruktur tidak mudah untuk didapatkan dan tidak mudah tersedia dan biasanya
berasal dari lingkungan luar.
Contoh : Pengalaman manajer
merupakan hal yang sangat penting didalam pengambilan keputusan tidak
terprogram. Keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain adalah keputusan
tidak terstruktur yang jarang terjadi.
Sumber :
http://rydwantoback.blogspot.com/2012/05/teori-pengambilan-keputusan.html (tanggal 3 Mei
2012, Jam 18.01)
http://sahri-rahman.blogspot.com/2011/12/teori-pengambilan-keputusan.html (tanggal 3 Mei
2012, Jam 18.07)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar